Hamas Sambut Baik Palestina Jadi Anggota Penuh UNESCO
Damaskus. Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) yang berpusat di Damaskus menyambut baik keputusan Organisasi Pendidikan, Sains dan Kebudayaan PBB (UNESCO) untuk memberi Palestina keanggotaan penuh di organisasi tersebut.
“Keputusan tersebut adalah langkah penting yang mendukung masalah Palestina yang akan membantu melindungi tempat suci dan warisan Palestina dalam menghadapi tindakan Zionis terhadap warisan dan tempat suci kami, terutama Masjid Al-Aqsha dan Jerusalem,” kata HAMAS di dalam satu pernyataan yang diperoleh Xinhua di Damaskus, Suriah.
Pemerintah Otonomi Palestina (PNA) meraih keanggotaan penuh dalam pemungutan suara Senin, dalam konferensi umum organisasi tersebut di Paris. Sebanyak 107 negara anggota mendukung upaya keanggotaan PNA, sementara 14 negara, termasuk Amerika Serikat dan Israel, menentangnya.
“Suara yang mendukung Palestina oleh sebagian besar negara memperlihatkan kesadaran masyarakat internasional mengenai keadilan dalam masalah nasional kami dan mengecam kekejaman pendudukan dan sikap bias pemerintah AS terhadap itu serta kebijakan rasisnya,” kata HAMAS sebagaimana dikutip Xinhua Selasa (1/11).
Gerakan itu juga mendesak semua organisasi PBB untuk menekan Israel agar menghentikan pelanggarannya atas tempat suci Kristiani dan Islam.
Seorang anggota politbiro HAMAS, Izzat Rishq memuji keputusan UNESCO di dalam satu pernyataan sebagai cerminan nyata posisi masyarakat internasional –yang mendukung perjuangan rakyat Palestina dan sasaran sahnya.
Ia mengutuk sikap AS, yang dikatakannya sejak dulu selalu mendukung Israel, dan mendesak masyarakat internasional untuk membantu rakyat Palestina mewujudkan hak sah mereka, terutama berdirinya negara merdeka dan hak pengungsi untuk pulang.
Pemerintah AS menyatakan keputusan UNESCO tersebut “pradini” dan Senin sore mengumumkan Washington telah menghentikan dana buat organisasi itu setelah pemungutan suara tersebut.
“Pemungutan suara hari ini di UNESCO untuk menerima PNA sebagai anggotanya adalah pradini dan merendahkan tujuan masyarakat internasional mengenai perdamaian yang adil, menyeluruh dan langgeng di Timur Tengah,” kata juru bicara Gedung Putih Jay Carney.
Pemungutan suara Senin membuat UNESCO jadi badan pertama PBB yang menerima PNA sebagai anggota penuh sejak Presiden PNA Mahmoud Abbas mengajukan permohonan resmi sebagai anggota PBB di Sidang Majelis Umum 23 September. Dewan Keamanan PBB telah memutuskan untuk membahas masalah tersebut pada November.
Awal Oktober, Badan Pelaksana UNESCO menyarankan untuk menerima PNA sebagai anggota penuh dan sepakat untuk melakukan pemungutan suara mengenai masalah itu selama konferensi umum ke-26 organisasi tersebut, yang dimulai di Paris pada 25 Oktober dan akan berlangsung sampai 10 November. (Ant/Ol-3/MICOM)
sumber:
Post a Comment