Peternakan - Penyebab Kegagalan Budidaya Lele Phyton & Sangkuriang
Setiap usaha atau bisnis yang kita jalani, takkan pernah luput dari yang namanya kegagalan. Hal ini biasanya merupakan tanda atau ‘nasihat’ bahwa kita masih harus banyak belajar. Saya sendiri sebagai pemilik BeliLele.com gagal panen sebanyak empat kali sebelum akhirnya bisa panen lele pertama.
Artikel ini akan menjelaskan apa saja penyebab kegagalan budidaya lele phyton (paiton) & sangkuriang. Budidaya lele sebenarnya mudah, namun kurangnya pengalaman dapat menjadi penyebab kegagalan dalam melakukan budidaya lele ini.
Faktor Kegagalan Budidaya Lele #1 – Kualitas Air Kolam yang Tidak Tepat
Bagi ikan lele, air layaknya udara dan rumah bagi lele. Jika kualitas air kolam untuk beternak lele kotor, maka akan tinggi kemungkinan lele untuk terjangkit penyakit, tidak dapat beradaptasi, stres, kekurangan nutrisi, sehingga akhirnya mati.
Kualitas air kolam yang ideal untuk budidaya lele adalah kolam berwarna hijau muda (karena plankton dan algae) atau coklat muda (dicampur lumpur sawah). Bukan air jernih karena air jernih cenderung tanpa nutrisi dan pakan alami lele (plankton). Namun juga bukan hijau tua pekat atau coklat pekat karena warna itu mencerminkan kondisi kolam yang minim oksigen dan penuh kotoran lele atau sisa pakan.
Kualitas air kolam lele yang tepat haruslah tepat suhu, derajat keasaman, kadar oksigen, dan kebersihannya, khususnya untuk benih lele.
Untuk suhu air yang ideal (tidak terlalu panas), sebaiknya di atas kolam dipasang jaring sebagai penghalau sinar matahari langsung atau agar kolam terasa teduh. Buat kolam lebih dalam (1 meter) dengan ketinggian air yang lebih dalam juga (60-70 cm) sehingga lele dapat ‘bersembunyi’ di dasar kolam.
Derajat keasaman yang ideal untuk kolam ikan lele adalah pH 6.5 – 8, hal ini dapat diperoleh dengan cara sering-sering mengganti air. Kondisi kolam yang terlalu asam atau basa sangat berbahaya untuk kelangsungan hidup ikan lele.
Kolam yang asam biasanya disebabkan karena hujan asam, terkumpulnya asam karbonik dari sisa pernapasan dan pembusukan sisa pakan. Sementara kolam yang terlalu basa disebabkan karena kolam terlalu dipenuhi oleh alga atau tanaman air (kolam yang berwarna hijau pekat).
Proses pembusukan pakan yang dikarenakan terlalu banyaknya sisa pakan juga akan menghabiskan oksigen dalam kolam yang dapat menyebabkan kematian pada ikan. Meski lele tidak memerlukan banyak oksigen, namun pembusukan sisa pakan tetap berbahaya bagi kelangsungan hidup lele.
Kualitas air kolam memegang peranan 50% keberhasilan beternak dan budidaya lele. Jika anda bisa memastikan kolam lele anda bersih, maka anda sudah separuh jalan menuju kesuksesan.
Faktor Kegagalan Budidaya Lele #2 – Kurang Informasi Tentang Budidaya Lele
Budidaya lele memang mudah, namun jika kita tidak mengerti caranya, maka akan menjadi sulit. Beberapa kesalahan peternak lele pemula adalah:
Lele hanya boleh diantar dan ditebar di pagi atau sore hari dimana suhu tidak terlalu panas, sementara itu jumlah bibit yang ditebar harus sesuai dengan luas kolam, konstruksi kolam juga harus memperhatikan mekanisme pembuangan limbah agar kotoran dan sisa pakan bisa dibuang dengan mudah, untuk kebersihan kolam, sebaiknya kolam juga diberi probiotik.
Lele merupakan hewan kanibal sehingga harus dibedakan sesuai ukuran dengan wadah sortasi setiap 2 minggu sekali ketika masih benih, selain itu juga sebaiknya divaksin dengan aeromonas atau vaksin semacamnya agar kuat terhadap penyakit.
Benih lele sebaiknya hanya diangkat dari air dengan mug, cangkir, atau gelas keramik berpemukaan halus. Pengangkatan dengan jaring dapat menggesek kulit benih lele sehingga mengakibatkan luka pada lele.
Secara umum memang hanya dua poin itu yang menentukan keberhasilan anda dalam usaha budidaya lele. Jika anda mampu untuk menjaga kualitas air kolam dan cukup informasi mengenai ikan lele (pakannya, kolamnya, cara perawatannya, dan lain-lain), anda tak perlu khawatir akan bangkrut dalam bisnis ini.
sumber: belilele.com
Artikel ini akan menjelaskan apa saja penyebab kegagalan budidaya lele phyton (paiton) & sangkuriang. Budidaya lele sebenarnya mudah, namun kurangnya pengalaman dapat menjadi penyebab kegagalan dalam melakukan budidaya lele ini.
Faktor Kegagalan Budidaya Lele #1 – Kualitas Air Kolam yang Tidak Tepat
Bagi ikan lele, air layaknya udara dan rumah bagi lele. Jika kualitas air kolam untuk beternak lele kotor, maka akan tinggi kemungkinan lele untuk terjangkit penyakit, tidak dapat beradaptasi, stres, kekurangan nutrisi, sehingga akhirnya mati.
Kualitas air kolam yang ideal untuk budidaya lele adalah kolam berwarna hijau muda (karena plankton dan algae) atau coklat muda (dicampur lumpur sawah). Bukan air jernih karena air jernih cenderung tanpa nutrisi dan pakan alami lele (plankton). Namun juga bukan hijau tua pekat atau coklat pekat karena warna itu mencerminkan kondisi kolam yang minim oksigen dan penuh kotoran lele atau sisa pakan.
Kualitas air kolam lele yang tepat haruslah tepat suhu, derajat keasaman, kadar oksigen, dan kebersihannya, khususnya untuk benih lele.
Untuk suhu air yang ideal (tidak terlalu panas), sebaiknya di atas kolam dipasang jaring sebagai penghalau sinar matahari langsung atau agar kolam terasa teduh. Buat kolam lebih dalam (1 meter) dengan ketinggian air yang lebih dalam juga (60-70 cm) sehingga lele dapat ‘bersembunyi’ di dasar kolam.
Derajat keasaman yang ideal untuk kolam ikan lele adalah pH 6.5 – 8, hal ini dapat diperoleh dengan cara sering-sering mengganti air. Kondisi kolam yang terlalu asam atau basa sangat berbahaya untuk kelangsungan hidup ikan lele.
Kolam yang asam biasanya disebabkan karena hujan asam, terkumpulnya asam karbonik dari sisa pernapasan dan pembusukan sisa pakan. Sementara kolam yang terlalu basa disebabkan karena kolam terlalu dipenuhi oleh alga atau tanaman air (kolam yang berwarna hijau pekat).
Proses pembusukan pakan yang dikarenakan terlalu banyaknya sisa pakan juga akan menghabiskan oksigen dalam kolam yang dapat menyebabkan kematian pada ikan. Meski lele tidak memerlukan banyak oksigen, namun pembusukan sisa pakan tetap berbahaya bagi kelangsungan hidup lele.
Kualitas air kolam memegang peranan 50% keberhasilan beternak dan budidaya lele. Jika anda bisa memastikan kolam lele anda bersih, maka anda sudah separuh jalan menuju kesuksesan.
Faktor Kegagalan Budidaya Lele #2 – Kurang Informasi Tentang Budidaya Lele
Budidaya lele memang mudah, namun jika kita tidak mengerti caranya, maka akan menjadi sulit. Beberapa kesalahan peternak lele pemula adalah:
- Padat tebar benih yang terlalu tinggi dan tak tahu cara yang benar untuk menebar benih,
- Konstruksi kolam yang tak mempertimbangkan mekanisme siklus air dan pengeluaran limbah,
- Penggunaan benih dengan kualitas buruk (cacat),
- Tidak dilakukannya sortasi untuk benih dengan ukuran berbeda,
- Tidak menggunakan probiotik untuk membantu mengurai sisa pakan dan kotoran lele,
- Lele belum divaksinasi untuk menambah kekebalan terhadap penyakit,
- Alat tangkap yang salah (contoh: benih tidak boleh diangkat dari air dengan jaring),
- Ketidaksesuaian waktu tebar,
dan lain-lain.
Lele hanya boleh diantar dan ditebar di pagi atau sore hari dimana suhu tidak terlalu panas, sementara itu jumlah bibit yang ditebar harus sesuai dengan luas kolam, konstruksi kolam juga harus memperhatikan mekanisme pembuangan limbah agar kotoran dan sisa pakan bisa dibuang dengan mudah, untuk kebersihan kolam, sebaiknya kolam juga diberi probiotik.
Lele merupakan hewan kanibal sehingga harus dibedakan sesuai ukuran dengan wadah sortasi setiap 2 minggu sekali ketika masih benih, selain itu juga sebaiknya divaksin dengan aeromonas atau vaksin semacamnya agar kuat terhadap penyakit.
Benih lele sebaiknya hanya diangkat dari air dengan mug, cangkir, atau gelas keramik berpemukaan halus. Pengangkatan dengan jaring dapat menggesek kulit benih lele sehingga mengakibatkan luka pada lele.
Secara umum memang hanya dua poin itu yang menentukan keberhasilan anda dalam usaha budidaya lele. Jika anda mampu untuk menjaga kualitas air kolam dan cukup informasi mengenai ikan lele (pakannya, kolamnya, cara perawatannya, dan lain-lain), anda tak perlu khawatir akan bangkrut dalam bisnis ini.
sumber: belilele.com
Post a Comment