Agar Tetap Sehat, Jagalah Pola Makan

SALAH satu pesan rasulullah bagi umatnya ialah jaga sehatmu sebelum datang sakitmu. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan itu sangat penting dan wajib dijaga.

Nikmat terbesar dari Allah setelah iman dan Islam ialah kesehatan. Kesehatan memungkinkan setiap Muslim menjalankan ibadah, membantu saudaranya, dan mengangkat beban yang berat. Oleh karena itu, sudah selayaknya setiap Muslim mensyukuri nikmat tersebut. Mensyukuri dalam arti senantiasa berupaya menjaga kesehatan yang telah Allah anugerahkan.

Lazim dipahami, nilai kesehatan sungguh sangat mahal. Sekaya apapun seorang manusia, tatkala sakit menderanya dan tak kunjung sembuh, boleh jadi seluruh harta yang dimilikinya tak mampu mengganti nilai kesehatannya.

Dengan demikian maka sungguh beruntunglah orang-orang yang diberikan kesehatan oleh Allah SWT. Dan, sebagai hamba-Nya yang beriman, tentu kita akan menjaga nikmat besar tersebut.

Rasulullah saw telah memberikan teladan terbaik mengenai bagaimana cara atau metode yang harus kita lakukan, agar kesehatan yang kita miliki dapat terjaga. Upaya menjaga kesehatan ini merupakan bentuk kesyukuran yang sangat dianjurkan oleh beliau.

Kata bijak mengatakan, mencegah lebih baik daripada mengobati. Artinya upaya menjaga kesehatan itu bisa dilakukan dengan mencegah datangnya berbagai macam penyakit. Dengan demikian kesehatan badan dapat terpelihara.

Menerapkan pola makan yang Islami adalah cara terbaik untuk mencegah datangnya berbagai macam penyakit. Pola makan itu sendiri adalah kunci utama dalam menjaga kesehatan tubuh.

Dalam hal makan rasulullah saw menekankan agar umatnya cukup mengonsumsi makanan yang dapat menegakkan tulang punggungnya, sehingga staminanya tidak merosot dan tubuh tetap sehat.

Sebab ukuran normal lambung manusia hanya sekitar 1500 ml. Kalaupun ada perbedaan umumnya tidak terlalu jauh. Dengan demikian bila dibagi tiga maka masing-masing cukup untuk menampung 500 ml.

Maka dari itu, jika harus lebih, cukuplah makan sepertiga volume yang bisa ditampung dalam perut, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk nafas (udara). Sebagaimana sabda beliau;

“Tidak ada ‘bencana’ yang lebih buruk yang diisi oleh manusia daripada perutnya sendiri. Cukuplah seseorang itu mengonsumsi beberapa kerat makanan yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Kalau terpaksa, maka dia bisa mengisi sepertiga perutnya dengan makanan, sepertiga lagi dengan minuman, sepertiga sisanya untuk nafas.” (HR. Ahmad, Al-Tirmidzi, dan Al-Nasa’i).

Nafas perlu porsi tempat juga karena ada keterkaitan lambung dan pernafasan. Bagian atas lambung menempati posisi langsung di bawah diafragma, lambung menerima makanan setelah dikunyah, ditelan, dan melewati kerongkongan.

Jika lambung diisi terlalu banyak makanan maka ukurannya pun akan melebar dan mendatangkan ketidaknyamanan dan sulit bernafas. Ini juga cukup menyulitkan untuk susut dan menghambat pergerakan ke bawah secara otomatis, disebabkan terjadinya pernafasan yang dalam.

Oleh karena itu, volume lambung harus diisi secara proporsional. Apabila tidak seimbang maka bisa mengakibatkan terjadinya kerusakan jantung dan melemahnya organ-organ tubuh untuk menjalankan aktifitas sehari-hari, termasuk juga dalam menjalankan ibadah.
Jadi, bimbingan rasulullah kepada umatnya dalam hal makan ialah mengonsumsi makanan dalam jumlah sedikit, tapi mampu memenuhi kebutuhan gizi. Sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk nafas.

Islam dan Makanan Sehat

Islam menganjurkan umatnya mengonsumsi makanan sehat. Sebab makanan sehat hakikatnya adalah obat. Oleh karena itu pantas jika ada ungkapan bahwa siapa yang makan makanaan sehat maka ia tak perlu makan obat. Allah berfirman:

وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَأَنزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَى كُلُواْ مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَـكِن كَانُواْ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

“Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna" dan "salwa". Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu...” (QS. 2: 57).

Lebih detail Ibnul Qayyim menjabarkan;

“Kalangan medis sepakat bahwa selama penggunaan makanan sehat sudah cukup digunakan dalam pengobatan, tidak perlu menggunakan obat. Selama bisa menggunakan obat-obbatan sederhana, tidak perlu menggunakan obat-obatan kimia. Mereka menegaskan (kata Ibnul Qayyim), ‘Setiap penyakit yang masih bisa diatasi dengan makanan sehat dan pencegahan, teidak memerlukan obat-obatan.” (Abu Umar Basyier 2011: 243).

Lalu apa saja jenis makanan sehat itu? Di antaranya adalah sebagai berikut;

Pertama, yang mengandung karbohidrat; gandum, beras, jagung, dan sejenisnya. Adapun rasulullah, beliau lebih sering makan gandum. Biasanya gandum diolah menjadi roti atau tsaried juga talbin (keduanya sejenis bubur gandum yang dicampur dengan daging).
Kedua, makanan yang mengandung zat besi. Makanan yang mengandung zat besi cukup baik adalah kurma. Sebiji kurma standar biasanya mengandung 60 – 70% karbohidrat, 2,5 % lemak, 33% air, 32% Metalic Nacl dan 10% olive.

Ketiga, daging. Daging hewan merupakan sumber protein yang cukup tinggi, karena di dalamnya terkandung asam amino pokok (essential amino acids) yang merupakan unsur utama pembentukan tubuh dan urat saraf manusia.

Rasulullah saw juga pernah makan daging. Di antara daging yang paling sering dikonsumsi beliau ialah daging kambing dan unta.

وَأَمْدَدْنَاهُم بِفَاكِهَةٍ وَلَحْمٍ مِّمَّا يَشْتَهُونَ

“Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini.” (QS. Atthur: 22).

Keempat, sayur dan buah-buahan. Rasulullah amat menggemari sayur-sayuran utamanya labu (waluh: jawa). Anas bin Malik menceritakan, “Nabi suka sekali makan labu. Suatu hari Nabi diajak makan. Aku pun mengikuti beliau dengan pandanganku. Aku sengaja meletakkan potongan labu ke hadapan beliau karena aku tahu beliau amat menyukai labu.” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud).

Hasil-hasil riset menunjukkan bahwa famili labu-labuan sangat efektif membunuh bakteri. Dan, labu madu (labu ketan) adalah yang paling efektif membunuh bakteri.

Selain itu labuh (waluh) memiliki kandungan vitamin A dan beta karoten yang sangat berguna bagi kesehatan mata dan kulit, kekebalan tubuh serta reproduksi. Bahkan labu juga memiliki manfaat sebagai antioksidan yang dapat mengurangi resiko terjadinya kanker dan penyakit jantung.

Kemudian wortel (jazar). Meskipun wortel sering disebut buah namun dalam praktiknya wortel di negeri ini juga sering diolah menjadi sayur.

Wortel dapat meningkatkan vitalitas tubuh. Ia juga baik dikonsumsi untuk memperlancar buang air kecil dan mensturasi. Dalam dunia medis pun wortel dianjurkan untuk dikonsumsi guna memperkuat penglihatan mata.

Rasulullah juga orang yang sangat menyukai buah-buahan. ibnul Qayyim mengungkapkan, “Rasulullah saw biasa menyantap buah-buahan dari negeri beliau sendiri yang baru dipetik, tiak pernah menghindarinya. Dan itu termasuk kiat menjaga kesehatan yang terbaik. Karena dengan hikmah-Nya, Allah menciptakan di setiap negeri, buah-buahan yang bisa dirasakan manfaatnya secara langsung oleh penduduk negeri tersebut.” ((Abu Umar Basyier 2011: 256).

Dengan demikian maka teranglah bagi kita bahwa untuk hidup sehat itu tidak susah. Allah telah anugerahkan beragam jenis makanan sehat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Sekarang tinggal bagaimana kita mengendalikan diri untuk mengonsumsi makanan sehat juga halal dengan menerapkan pola makan sehat sebagaimana telah dicontohkan oleh rasulullah saw.

Sebab tidak jarang, makanan sehat apapun bila dikonsumsi secara berlebihan dan tidak teratur dengan baik malah akan menimbulkan bahaya bagi badan kita. Sesungguhnya, apa yang diajarkan Nabi telah membawa konsekwensi kesehatan maha besar pada diri kita semua. Sayang, tidak banyak di antara kita merenungkannya. Wallahu a’lam.

Source:

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.