Info Peternakan - Pupuk Cair dari Kotoran Kambing
Pertanian organik sedang berkembang dan memerlukan peningkatan pasok pupuk organik. Di antaranya yang berpotensi dikembangkan di Indonesia ialah pupuk cair dari kotoran/feses (biokultur) dan dari urine (biourine) kambing.
Mutu kedua jenis pupuk cair tersebut dari ternak kambing cukup bagus untuk diaplikasikan pada tanaman semusim maupun tanaman perkebunan. I Made Londra dari BPPT Bali yang menguraikan cara pembuatan pupuk cair dari limbah kambing mengutarakan perlakuan fermentasi yang dilakukan pada pembuatan pupuk cair mampu meningkatkan kandungan unsur-unsur hara.
Pada pembuatan pupuk cair dari kotoran kambing (biokultur), kandungan unsur K dan C-organik serta N meningkat secara drastis dibanding tanpa perlakuan. Yakni 962 ppm dibanding 422 ppm untuk K, 3.414 ppm dibanding 2.811 ppm untuk C-organik, dan 1,22% dibanding 0,27% untuk N. Sedangkan unsur P naik menjadi 84 ppm dibanding 69 ppm.
Pada pembuatan biourine kambing, kandungan unsur K melonjak menjadi 1.770 ppm dibanding 759 tanpa perlakuan. C-organik naik menjadi 3.773 ppm dibanding 3.390 ppm, dan N 0,89% dibanding 0,34%. Tetapi unsur P turun menjadi 89 ppm dibanding 94 ppm.
Penurunan unsur P pada biourine disebabkan inokulan yang ada kurang mampu melarutkan P. Sehingga perlu dicarikan mikroba yang cocok untuk melarutkan lebih banyak P dalam proses fermentasi biourine.
Teknik pembuatan yang cukup praktis dan sederhana diuraikan sebagai berikut. Pada pembuatan biokultur, kotoran (feses) kambing ditampung dalam bak lalu dicampur air dengan perbandingan 1:2. Lalu dimasukkan fermenter, yakni R. bacillus dan Azotobakter dengan komposisi: 0,8 m3 campuran feses, 1 liter R. bacillus dan 1 liter Azotobacter.
Bahan diaduk selama 3-4 jam, kemudian bak ditutup dan dibiarkan selama 7 hari. Pada hari ke-8, bagian cairan di atas diambil, bagian yang mengendap diperas dan cairannya digabung dengan cairan yang telah diambil sebelumnya. Cairan berupa pupuk cair (biokultur) tersebut sudah siap dipakai atau disimpan. Bagian padat hasil perasan bisa digunakan untuk pupuk atau bahan bakar.
Sumber : sinartani.com
Post a Comment