Lulus Universitas Ciptakan Lapangan Pekerjaan
Jumlah lulusan universitas setiap tahun jauh lebih banyak daripada lahan pekerjaan yang tersedia.
Ribuan orang harus bersaing untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. Dalam persaingan ini, banyak orang yang kalah dan hal terburuk yang harus mereka terima adalah menjadi pengangguran. Jika ini terjadi, berarti pendidikan gagal menyejahterakan.
Universitas Sahid (USAHID) Jakarta adalah salah satu perguruan tinggi yang telah memberi perhatian pada bidang kewirausahaan. Saat ini, USAHID mulai memfokuskan diri menjadi kampus wirausaha untuk mengatasi masalah sulitnya mencari pekerjaan setelah lulus. Head of Public Relations Universitas Sahid Jakarta, Sri Nursanti, S.Sos menjelaskan USAHID mulai memfokuskan menjadi kampus wirausaha untuk mengatasi masalah sulitnya mencari pekerjaan setelah lulus.
Kewirausahaan di USAHID tambah Santi, tidak hanya dilakukan melalui pemberian mata kuliah namun juga mengembangkan sebuah program yang dinamakan Inkubator Bisnis yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memulai sebuah bisnis.
“Universitas Sahid ingin menjadikan kampusnya sebagai entrepreneur university dan juga hospitality university. Kami juga baru meluncurkan Unit Kewirausahaan dalam Unit Kegiatan Kemahasiswaan. Dan bagi para mahasiswa dari semua fakultas di lingkungan Universitas Sahid yang tertarik menjadi entrepreneur muda bisa bergabung di UKM Kewirausahaan tersebut. Juni mendatang Universitas Sahid juga akan menggelar seminar nasional bertajuk ‘Enterpreneurship 2011’,”jelas Santi. Santi mengatakan, Inkubator Bisnis Universitas Sahid bertujuan untuk mempersiapkan lulusan menjadi wirausaha handal melalui pembekalan ilmu manajemen implementasi, komunikasi, kemandirian, leadership, kreativitas dan inovasi. Universitas Sahid sendiri, kata Santi, telah berhasil mendapatkan Beasiswa Kewirausahaan dari Bank Mandiri, yaitu sebesar Rp 200 juta untuk 20 orang mahasiswa terbaik berdasarkan Business Plan yang diajukan.
Selain Universitas Sahid, Fakultas Teknik Universitas Kristen Indonesia (UKI) misalnya juga memasukkan muatan entrepreneurship di dalam sistem pembelajarannya. Dekan Fakultas Teknik Universitas Kristen Indonesia, Dr. Ir. James E.D. Railtupa, M.Si menjelaskan bahwa entrepreneurship di Fakultas Teknik UKI secara konsisten baru berjalan 4-5 tahun terakhir yang terintegrasi dengan kebijakan manajemen Yayasan UKI.
Sementara model pendidikan enterpreneurship di kampus masih dalam batasan umum atau baku yang nantinya diharapkan dengan semangat jiwa kemandirian, mereka akan dapat mengembangkan sikap usaha mereka sesuai dengan karakter usaha tempat mereka berdomisili.
Hardskill atau keilmuan yang mereka dapatkan dari bangku kuliah, menurut James, perlu dilengkapi dengan pelatihan softskill seperti latihan dasar kepemimpinan yang profesional dan bermartabat dengan program yang ada.
Sementara Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan Pusat Inkubator Bisnis (PIB) misalnya, merupakan satu di antara sedikit PIB yang masih bertahan hingga sekarang. Sebagai kampus berbasis teknologi, melalui PIB, ITB ingin menghasilkan UKM yang menguasai teknologi, berjiwa entrepreneurship dan enterprise.
Hal yang sama juga terjadi di Institut Teknologi Indonesia (ITI) Serpong. Sebagai sekolah tinggi teknik, ITI pun mulai memasukkan muatan entrepreneurship ke dalam sistem pembelajarannya.
sumber : sinarharapan
Post a Comment