Cara Aman Tangani Litter Unggas
Litter atau material alas kandang peternakan unggas,yang di Indonesia umumnya memanfaatkan sekam padi, produk bekas pakainya banyak diburu. Litter yang sarat dengankotoran ayam ini memiliki nilai ekonomis tersendiri karena diminati para petani untuk digunakan sebagai pupuk tanaman.
Peternak asal Kota Palembang Sumatera Selatan, Subitan mengungkapkan, setidaknya 15 ton litter plus kotoran unggas dihasilkan setiap siklus dari peternakan broiler (ayam pedaging) milik dia yang populasinya sekitar 20 ribu ekor. “Litter akan habis dibeli oleh petani sekitar untuk dimanfaatkan sebagai pupuk di perkebunan seperti untuk sayur–sayuran, pepaya, dan pisang,” ujar Subitan kepada TROBOS beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, sudah menjadi kebiasaan, litter dan kotoran pascapanen broiler ini ditunggu–tunggu oleh petani. Selesai dikarungkan,litter dan kotoran langsung diambil dari kandang tanpa diolah terlebih dahulu.Bahkan agar semua kebagian, tiap petani dijatah hanya mendapat 25 karung dengan berat tiap karung sekitar 30 kg.
Litterdan kotoran ini memiliki kelas, dengan masing-masingkelas memiliki harga jual berbeda.Dipasaran,jelas Subitan,limbahkelas 1 yang berupa kotoran murni dihargai Rp 12.000, sementara kelas 2 berupa kotoran yang bercampur sekam Rp 9.000, dan kelas 3 berupa sekam saja Rp 3.000 per karungnya.
“Tetapi kami jual di bawah harga pasaran, karena untuk masyarakat sekitar. Hasil dari penjualan litter dan kotoran ini pun menjadi penghasilan tambahan anak kandang,” paparnya. Ditambahkannya, proses pengangkatan dan pengarungan litter berlangsungselama seminggu. Litter dan kotoran yang menempel dikerok sampai bersih sebelum kandang dicuci, didisinfeksi,dan diistirahatkan .
Diolah Agar Aman
Meskipun demikian, sebenarnya litter yang mengandung kotoran ini berpotensi menjadi sumber penularan penyakit jika tidak diolah terlebih dahulu. Menurut Ahli Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Jogjakarta, Michael Haryadi Wibowo, litter bekas pakai ini merupakan waste product (produk buangan) yang perlu dikelola secara baik karena berkaitan erat dengan kesehatan unggas yang dipelihara. “Litter dan kotoran unggas dapat berperan dalam penularan penyakit sehingga manajemen waste product juga merupakan kunci keberhasilan suatu usaha peternakan,” tandasnya.
Michael mengatakan,dalam litter pascapanen unggas terkandungmaterial litter, kotoran,dan bulu ayam. Karena itu banyak mikroorganisme berkembang di dalamnya, antara lainbakteri, virus, parasit (koksidia) dan jamur. Bahkan antibiotik dan vaksin pun mungkin saja bercampur karena ekskresi antibiotik bersama kotoran atau tumpah dengan air saat pengobatan dan pemberian vaksin.
Sementara, menurut keteranganSubitan, biasanya petani melakukan penanganan sederhana untuk menekan kekhawatiran adanya potensi penyebaran penyakit.“Litterdan kotoran itu dibiarkan selama seminggu, lalu dicampur dengan tanah dan kapur sebelum disebarkan ke tanaman. Dengan demikiandiharapkan bisa mematikan mikroorganisme,” ujarnya.
TetapiMichael punya saran lain. Berdasarkan karakter litter yang terdiri dari sekam dan kotoran maka sebaiknya dilakukan proses kompos lebih dahulu sebelum didistribusikan sebagai pupuk. “Proses kompos dapat menghasilkan panas yang memungkinkan mikroorganisme pada litter mati sehingga lebih aman digunakan. Kualitas pupuknya pun menjadi lebih baik apalagi jika ditambahkan bakteri pengurai tertentu,” tandasnya.
Sumber : trobos
Post a Comment