Wikileaks Pun Menginspirasi Situs Lainnya

Ada Balkan Leaks yang bermaksud memerangi korupsi. Mungkin bisa ditiru untuk Indonesia

Heboh akibat tersiarnya dokumen-dokumen diplomatik rahasia dalam situs Wikileaks (sekarang terdaftar di http://wikileaks.ch) yang dipimpin warga Australia Julian Assange, telah melahirkan sejumlah situs sejenis. Tersiarnya ribuan kabel diplomatik rahasia milik AS dan sejumlah negara lainnya tersebut, telah menampar muka pemerintah AS dan negara-negara lainnya.

Assange, yang mendirikan WikiLeaks pada tahun 2006, akhirnya telah memberikan inspirasi kepada situs-situs baru sejenis. Boleh jadi kalau lembaga-lembaga pengelola situs baru tersebut bisa memberikan informasi yang bermanfaat kepada masyarakat, kontribusi positif Assange terhadap masyarakat sipil global mungkin akan lebih diakui secara luas.

Dalam wawancara dengan majalah Forbes, aktivis “pembongkar” ini berkata, "Ini bukan sesuatu yang mudah untuk melakukan yang benar". Ia pun menambahkan, "sangat membantu bagi kita untuk memiliki lebih banyak orang dalam industri ini".

Berikut lima imitasi baru dari model WikiLeaks:

OpenLeaks

Situs ini didirikan oleh mantan staf WikiLeaks. Ia telah berjanji untuk meluncurkan situs saingan segera, dengan mengatakan, memuat dokumen-dokumen secara lebih transparan.
Daniel Domscheit-Berg, mantan orang nomor dua di WikiLeaks, sejauh ini belum mengisi situsnya, kecuali logo dan pesan, "Segera!"

Domscheit-Berg tidak mau menyebutkan alasan berpisah dengan WikiLeaks. Ia hanya menyebut, situs ‘peniup peluit’ tersebut telah menyimpang dari misinya.

"Sampai akhir bulan, organisasi masih belum dibuka. Tetapi organisasi ini bukan penyedia bahan terbuka,” katanya kepada situs teknologi OWNI. Ia mengatakan, OpenLeaks berencana untuk menyediakan materi-materi pemerintah yang bersifat ‘demokratis”, yang nantinya dibocorkan untuk dipublikasikan dan dimuat oleh pihak lain.

Domscheit-Berg, yang sebelumnya terlibat dengan kelompok hacker Jerman, “Chaos Computer Club, mengatakan di Twitter, OpenLeaks akan mulai uji coba pada awal 2011 dengan menyediakan dokumen-dokumen untuk media lain yang lebih besar di kemudian hari.

Brussels Leaks

Ini peniru WikiLeaks yang berfokus pada Uni Eropa-fokus. Saat ini Brussels Leaks sudah memiliki situs web dan halaman Twitter.

Dibentuk oleh aktivis dan sekumpulan profesional media, situs ini bermaksud untuk "menarik sisi-sisi gelap aktivitas UE agar diketahui secara luas oleh publik".

"Ini adalah tentang mendapatkan informasi penting di luar sana, bukan tentang Brusselsleaks (mendapatkan informasi rahasia yang harus dibocorkan)," kata pengelola situs yang tampaknya belum berpengalaman ini.

"Itu sebabnya hari ini kami tweeted bahwa kita telah memutuskan untuk 'mengendap-mengendap' selama beberapa minggu."

TradeLeaks

Didirikan untuk "suatu kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan dan ekonomi”, sebagaimana WikiLeaks yang berhubungan dengan politik, TradeLeaks mengatakan, situs ini telah mempunyai lebih dari 60.000 pageviews beberapa jam setelah peluncuran.

Berfokus pada “membocorkan bisnis”, situs ini mengungkapkan dokumen-dokumen penting. Organisasi situs ini didirikan oleh Ruslan Kogan, pemilik perusahaan penyedia jasa elektronik bagi konsumen di Australia, Kogan Technologies.

TradeLeaks percaya pada "Prinsip-prinsip Pedagang ", yang menyatakan, "individu dan bisnis harus mencapai nilai-nilai dari orang lain melalui perdagangan yang saling menguntungkan dan sepenuhnya berdasarkan konsensus, bukan paksaan, atau penipuan".

Situs ini akan memungkinkan sumber manapun untuk mengirim bahan langsung -dan anonim– ke TradeLeaks. Situs ini akan menyerahkan kepada pengakses untuk menilai sendiri manfaat dan kebenaran informasi yang termuat.

Namun beberapa pengakses TradeLeaks telah menilai situs tersebut menyimpan informasi yang bagi pembacanya terasa seperti "membuang-buang waktu" saja.

Balkan Leaks

Dibentuk oleh Atanas Chobanov, seorang ekspatriat asal Bulgaria yang bermukim di Paris. Balkan Leaks bertujuan untuk mengikuti jejak WikiLeaks 'dengan mempromosikan transparansi dan memerangi korupsi di daerah Balkan’.

Pengguna dapat mengirimkan secara aman dokumen dengan meng-uploadnya sendiri. Administrator situs akan meninjau dan mempublikasikan file, setelah memverifikasi isinya.
Motto organisasi adalah "Balkan tidak menyimpan rahasia lagi".

Website merangkum tujuannya: "Ada banyak orang di luar sana yang ingin mengubah Balkan untuk lebih baik dan siap untuk mengambil tantangan. Kami mengulurkan tangan..."

Indoleaks

Diluncurkan dalam versi Indonesia mengikuti jejak WikiLeaks. Mengutip pemberitaan The Jakarta Post, situs dengan bahasa Indonesia ini telah memuat dokumen kontroversial merinci laporan otopsi dari tragedi nasional yang terkenal pada tahun 1965.

Indoleaks juga telah memposting dokumen yang menggambarkan sebuah diskusi pada 1975 tentang Timor Timur antara mantan Presiden Suharto dan mantan presiden AS Gerald Ford.

Suharto disebutkan mengatakan, "Indonesia tidak ingin memasukkan dirinya ke penentuan nasib Timor, tapi masalahnya bagaimana mengelola proses penentuan nasib sendiri."

Tapi Indoleaks, menurut surat kabar The Jakarta Globe, telah mengalami masalah teknis untuk mempublikasi file-file dokumen kepada umum, walaupun "pemerintah [Indonesia] mengaku tidak akan peduli dengan situs web tersebut."


hidayatullah.com

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.