Info Luar Negeri - Qaddafi: Kami akan Ambil Bagian dalam Perang Bersejarah!

Penguasa Libya Gaddafi menegaskan tantangannya terhadap koalisi Barat dalam pidato yang ditujukan kepada para pendukungnya. Pihak oposisi diragukan mampu melancarkan perang yang mampu mengalahkan penguasa di Tripoli.

Televisi Libya untuk pertama kalinya sejak seminggu, kembali menayangkan pidato Muammar al Qaddafi kepada para pendukungnya, yang disampaikan dari kompleks kediamannya di dekat Tripoli. Dari atas balkon rumah kediamannya Qaddafi menegaskan, ia tidak akan menyerah. "Kami akan ambil bagian dalam perang bersejarah ini. Kami tidak akan menyerah. Demonstrasi di mana-mana menentang agresi ini, membuktikan ketidak adilan agresi."

Pasukan koalisi Barat, Selasa (22/03) malam, kembali melancarkan serangan udara ke sasaran di Libya. Kali ini kota Misrata dan ibukota Tripoli yang menjadi target serangan.

Sementara itu Presiden Amerika Serikat Barack Obama terus mengupayakan agar sengketa internal dalam tubuh koalisi Barat tidak semakin melebar. Obama pada saat mengakhiri kunjungannya ke Amerika Latin kembali menegaskan, sasaran aksi militer ke Libya, adalah untuk melindungi rakyat sipil dari serangan rezim penguasa. "Jika Qaddafi tidak mengundurkan diri, masih terdapat potensi ancaman terhadap rakyat Libya. Dan kami akan melanjutkan dukungan pada upaya melindungi rakyat Libya," disampaikan Obama.

Namun Obama juga menyatakan, Amerika Serikat dalam waktu beberapa hari ini akan menyerahkan komando aksi militer di Libya kepada NATO. Berkaitan dengan sikap AS untuk meredam perpecahan dalam koalisi Barat, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan PM Inggris David Cameron melakukan pembicaraan konsultasi dengan Obama.

Paris dan London setelah itu secara senada menyatakan bahwa NATO harus memainkan peranan kunci dalam aksi militer terhadap rezim Qaddafi. Tapi sejauh ini koalisi Barat belum menyepakati rincian dari peranan NATO.

Rabu (23/03), NATO mulai mengerahkan dua kapal perangnya ke kawasan pantai Libya. Italia yang terus mengritik struktur komando koalisi Barat, terutama posisi dominan Prancis dan Inggris, menyatakan telah menyiapkan tujuh pangkalan angkatan udaranya untuk mendukung misi terhadap Libya. Belanda kini juga ikut serta dalam aksi militer NATO, dengan mengerahkan enam pesawat tempur F-16, sebuah pesawat tanker dan sebuah kapal selam pencari ranjau ke kawasan Laut Tengah.

Sejauh ini tidak ada yang dapat memperkirakan, berapa lama aksi militer terhadap rezim Gaddafi akan dilancarkan. Juga pertempuran antara kelompok pemberontak melawan pasukan pro Qaddafi dilaporkan terus berkobar.

Para pengamat militer semakin meragukan kemampuan pasukan pemberontak untuk memenangkan pertempuran. Kelompok pemberontak Libya nyaris tidak memiliki struktur komando dan tanpa rencana jelas. Kelompok anti Qaddafi melancarkan revolusi secara spontan.

Para pengamat juga menyatakan, situasi di Libya serba salah, karena itu Barat tidak akan mengirimkan pelatih atau senjata kepada kelompok pemberontak, menimbang potensi runtuhnya sistem politik dan hukum.

Sumber: dpa/reuters/AFP/dw-world / republika

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.