Info Kesehatan - Si Kuning Mengobati Stroke
Tangan dan kaki kanan Agus Hariyanto tak bisa digerakkan. Lelaki 64 tahun asal Sidoarjo, Jawa Timur, itu bicaranya cadel. Tapi kaki dan tangan kirinya masih berfungsi normal. "Bapak saya itu seperti mati separo," kata Mohammad Hanafi, 35 tahun, putra sulung Agus Hariyanto.
Agus mengalami stroke sejak delapan bulan silam. Menurut Hanafi, ayahnya sempat menjalani pengobatan dan rawat inap di rumah sakit selama dua bulan lebih. Merasa jemu dan persediaan uang menipis, Agus kemudian memutuskan untuk berobat jalan. Pada waktu yang sama, dia juga menjalani pengobatan alternatif.
Namun, hingga kini, kata Hanafi, ayahnya masih merasa sakit. "Bapak memang punya riwayat darah tinggi. Tapi kami akan tetap berusaha dan berdoa supaya dia bisa cepat disembuhkan," Hanafi berharap. Agus barangkali bisa mencoba obat herbal yang terbuat dari kunyit atau kunir (Curcuma sp.) untuk menyembuhkan penyakitnya.
Kondisi tubuh yang rusak akibat serangan stroke dapat pulih setelah diobati dengan kunyit. Begitulah hasil penelitian Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles, Amerika Serikat. Awal Februari lalu, hasil penelitian itu dijabarkan dalam sebuah konferensi tentang stroke. BBC News melaporkan, uji coba yang baru sebatas pada kelinci itu tak lama lagi bakal diterapkan pada manusia.
Dokter Paul Lapchak, yang memimpin riset itu, mengungkapkan bahwa obat yang berbasis kunyit bekerja pada sel-sel otak dan mampu mengurangi masalah pada gerak serta otot. Selama ini, kunyit memang banyak digunakan sebagai obat tradisional, terutama di India dan Indonesia. Zat curcumin yang terkandung di dalam kunyit tak mampu lolos dari penghalang darah ke otak yang melindungi otak dari molekul-molekul beracun.
Tim peneliti dari Amerika itu memodifikasi curcumin menjadi versi baru CNB-001 yang dapat menembus penghalang tadi. CNB-001 muncul memperbaiki empat "jalur sinyal" yang membantu penghancuran jalan penghalang dari sel-sel otak. Dari percobaan pada kelinci ditemukan, obat dari kunyit efektif hingga tiga jam setelah stroke terjadi pada manusia. Ini sama dengan jendela waktu pada pengobatan yang sekarang berlaku.
Dokter Sharlin Ahmed dari Asosiasi Stroke menyatakan, riset ilmiah itu merupakan hasil signifikan yang pertama kali dicapai lantaran komposisi obat dari kunyit yang sanggup membantu pasien stroke. "Ini penelitian signifikan pertama yang menunjukkan bahwa kunyit bermanfaat untuk penderita stroke, dengan mendorong sel-sel baru agar tumbuh dan mencegah kematian sel setelah terjadi stroke," Dokter Sharlin Ahmed menegaskan.
Dengan begitu, Sharlin menambahkan, temuan itu sepertinya sangat menjanjikan. Tapi dia tetap memperingatkan. "Hasilnya memang terlihat menjanjikan, tapi masih sangat dini. Uji coba pada manusia harus dilakukan terlebih dahulu," kata Sharlin.
Ahli rehabilitasi medik dari Universitas Indoensia, Dokter Ira Mistivani, SpKFR, menyatakan bahwa terapi lewat obat herbal sama pentingnya dengan obat medis dan rehabilitasi. Obat-obatan berperan memperbaiki gangguan sistemik yang terjadi pada pasien stroke dan mengontrol faktor risikonya. Sedangkan rehabilitasi medik lebih berperan mengoptimalkan kemampuan fungsional pasien, sehingga kualitas hidup pasien dapat meningkat.
"Terapi diberikan selama diperlukan, sesuai dengan evaluasi kondisi pasien," kata Dokter Ira Mistivani. Menurut dia, tingkat keberhasilan rehabilitasi stroke itu dipengaruhi berbagai hal. Yakni jenis, lokasi, dan luas lesi pada stroke. Lalu stimulasi yang diberikan lebih awal (enam bulan pertama), faktor-faktor risiko, penyakit penyerta atau komplikasi yang terjadi, motivasi penderita dan dukungan keluarga, serta ketersediaan sarana dan tenaga profesional rehabilitasi. "Karena itu, penanganannya harus dilakukan sedini mungkin," ujar Dokter Ira Mistivani.
Pakar pengobatan tradisional (herbalis dan akupunturis), Putu Oka Sukanta, menambahkan bahwa stroke harus dilihat dari penyebabnya. Sebab stroke itu akibat dari sesuatu. Keluhan apa saja yang menyertainya. Bila dilihat kelumpuhan sebagai hasil serangan darah tinggi, maka fungsi kunyit hanyalah sebagai antiseptik, terutama bekerja di daerah pencernaan.
Sedangkan untuk regenerasi sel otak, justru lebih baik menggunakan pegagan. Selain itu, temulawak dan meniran bagus juga digunakan untuk mengobati organ yang rusak. "Kunyit membersihkan, bisa mengurangi bakteri dalam makanan yang masuk ke tubuh," kata Putu Oka Sukanta.
Sumber : Gatra
Post a Comment