IPTEK - Bagaimana Cara Mengukur Paparan Radiasi?
Bencana gempa dan tsunami Jepang menyebabkan terjadinya ledakan dan kebocoran reaktor nuklir. Paparan radiasinya bisa sangat berbahaya. Bagaimana cara mengukurnya?
Sekitar 150 orang yang tinggal atau bekerja di sekitar fasilitas nuklir Jepang sudah dimonitor untuk mengetahui paparan radiasi potensial. Hasilnya, 23 orang diketahui sangat membutuhkan pengobatan. Bagaimana tingkat paparan ini diukur?
Menurut United States Nuclear Regulatory Commission (NRC), ‘paparan’ ini mengacu pada jumlah radiasi, seperti sinar-X, sinar gamma, neutron, alpha dan partikel beta yang muncul di udara.
Paparan, biasanya dinyatakan dalam satuan rontgen, diukur menggunakan penghitung Geiger dan perangkat terkait. Penghitung Geiger bisa menghitung seberapa banyak gas yang terkandung akan terionisasi partikel radiasi yang masuk, dan mengubah informasinya menjadi sinyal elektronik.
Meski orang tak menyerap semua radiasi yang terpapar padanya, sebagian besar radiasi akan langsung melewati tubuhnya. Sejumlah kecil energi yang dibawa radiasi akan diserap jaringan tubuh. Jumlah yang diserap itu diukur dalam satuan radiation absorbed dose (rad).
Radiasi mempengaruhi orang yang berbeda dengan cara yang berbeda. Namun, patokan yang digunakan kru keselamatan adalah, rontgen tunggal pada paparan sinar gamma atau sinar-x biasanya menghasilkan dosis serap sekitar 1 rad.
Melalui pengukuran tingkat radiasi di sekitar tubuh seseorang menggunakan penghitung Geiger, seorang petugas keamanan bisa mendekati dosis yang terserap oleh seseorang. Cara lebih canggih untuk mengukur paparan radiasi disebut dosis efektif, cara ini menghitung tingkat bahaya pada jenis khusus radiasi.
Meski dosis efektif dan serapan sama untuk radiasi beta dan gamma namun untuk radiasi alpha dan neutron (jenis yang sangat berbahaya untuk tubuh manusia) dosis efektif memiliki nilai lebih besar dari dosis serap.
Ukuran dosis efektif memberi skala konkret untuk menentukan betapa berbahayanya sebuah insiden pemaparan radiasi yang sebenarnya. Unit dosis efektif adalah rontgen equivalent man (rem) dan sievert (Sv), 1 Sv sama dengan 100 rem.
Rata-rata orang menerima dosis efektif 0,36 rem tiap tahunnya, 80% berasal dari sumber radiasi alam, seperti bahan radioaktif di kerak dan mantel bumi serta sumber-sumber yang berasal dari luar angkasa.
Sebanyak 20% sisanya berasal dari paparan sumber radiasi buatan, seperti mesin sinar-X, detektor asap industri dan dampak berkesinambungan dari tes senjata nuklir. Di Amerika Serikat (AS), batas radiasi NRC yang terpapar orang dewasa yang bekerja dengan bahan radioaktif adalah 5 rem per tahun.
Batasan itu dapat ditingkatkan hingga 25 rem ketika terjadi keadaan darurat, tingkat itu masih tak dianggap berbahaya. Tingkat radiasi di Fukushima melonjak hingga 0,8 rem per jam setelah ledakan di salah satu reaktor nuklir pada 15 Maret lalu.
Jika para pekerja darurat belum dievakuasi segera setelahnya, mereka akan mendapat dosis tahunan itu hanya dalam waktu 6 jam. Meski berpotensi berbahaya, jumlah itu masih tak akan mematikan.
“Diyakini ketika manusia terkena sekitar 500 rem radiasi sekaligus, manusia akan mati tanpa perawatan medis,” ungkap NRC. Sementara dosis tunggal 100 rem bisa menyebabkan seseorang mengalami mual atau kulit memerah (meski pemulihan masih mungkin terjadi).
Pada dosis 25 rem, hal ini bisa menyebabkan kemandulan pada pria. Namun, jika dosis ini tersebar dari waktu ke waktu, bukan sekaligus, maka efek yang terjadi cenderung tak terlalu parah. (teknologi.inilah.com/ humasristek/inimediaku.com)
Post a Comment