Info Luar Negeri - Humanis Himbau Warga Inggris Tak Beragama
Sudah mengaku tidak relijius, lantas untuk apa mengaku beragama dan mempertahankan agama? Begitu mungkin dasar pemikiran British Humanist Association (BHA), yang berpendapat bahwa pertanyaan tentang agama dalam sensus nasional Inggris mendatang merupakan sebuah "kekeliruan fatal" dan hasilnya akan menyesatkan.
BHA, organisasi sosial yang mewakili dan mendukung kepentingan etis dari orang-orang yang tidak beragama di Inggris, mempublikasikan hasil penelitiannya pada awal pekan ini (20/3), untuk membuktikan bahwa pamor agama di negara itu sekarang telah menurun.
Ketika ditanya 'Apa agama Anda?', sebanyak 61% orang di England dan Wales mencentang kotak pilihan beragama, dan sisanya sebanyak 31% mencentang kotak 'tidak beragama'.
Mereka yang mencentang kotak 'beragama', sebanyak 53% memberi tanda pada kotak 'Kristen'. Dan sisanya mencentang 'agama lain' (7,22%.).
Namun, ketika ditanya 'Apakah Anda relijius?', hanya 29% yang menjawab 'ya'. Sedangkan 65% menjawab 'tidak'. Ini artinya lebih dari separuh orang yang mengaku beragama, pada saat yang sama mengaku tidak relijius.
Lebih unik lagi, kurang dari separuh (48%) yang mengaku beragama Kristen mengatakan, mereka berkeyakinan bahwa Yesus Kristus adalah manusia nyata yang mati dan akan kembali ke kehidupan ini dan ia merupakan anak tuhan.
Kebanyakan orang di Inggris dan Wales (63%) mengaku tidak mendatangi rumah ibadah untuk melakukan peribadatan dalam satu tahun terakhir ini. Sebanyak 43% mengaku datang ke tempat ibadah lebih dari satu tahun lalu. Sementara 20% lainnya mengaku tidak pernah mengunjungi tempat ibadah. Hanya 9% yang mengatakan bahwa dalam satu pekan terakhir mereka mendatangi tempat ibadahnya.
Dalam sebuah jajak pendapat terpisah yang dilakukan oleh Humanist Society of Scotland (HSS), ketika ditanya 'Apa agama atau sekte kepercayaan yang Anda anut?', sebanyak 42% orang dewasa di Skotlandia menjawab, 'tidak ada'.
Tapi ketika ditanya 'Apakah Anda relijius?', sebanyak 56% mengatakan 'tidak' dan hanya 35% yang menjawab 'ya'.
Berdasarkan hasil penelitiannya itu, BHA -- organisasi terbesar di Inggris yang mengkampanyekan diakhirinya privilese agama dan diskriminasi berdasarkan agama atau kepercayaan, serta mendukung terwujudnya negara sekuler -- berkeyakinan bahwa data sensus yang digunakan oleh pemerintah daerah dan pusat terkait masalah agama di Inggris, kenyataannya adalah menyesatkan.
Dalam penelitiannya, BHA menjaring responden dari England dan Wales dengan jumlah total 1.896 orang dewasa di atas 18 tahun. Survei dilakukan pada 9-11 Maret 2011 secara online.
Pemimpin BHA Andrew Copson menghimbau agar orang Inggris tidak mencentang kotak 'beragama' dalam sensus, jika mereka tidak menganggap agama itu penting dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu menurut Juliet Wilson dari HSS, data sensus tentang agama akan dipakai pemerintah sebagai alasan untuk mempertahankan sekolah-sekolah agama. Sedangkan bagi organisasi lobi seperti lembaganya, data itu akan dipakai untuk mendukung upaya pemisahan agama dari kehidupan masyakat, yang menurutnya sudah terpecah belah karena agama.*
( bha/hidayatullah/inimediaku.com )
Post a Comment